Good morning universe !
Apa kabar Sabtu pagi ini ? Semoga weekend kalian tetap menyenangkan ya. Aamiin
Yaps, seperti post sebelumnya, post ini juga saya buat karena saya mendapat pertanyaan di ask.fm, terkait bagaiamana saya bisa kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Hmm pertanyaan yang sudah sering ditanyakan oleh banyak orang, tetapi masih saja menarik untuk dijawab dan dibahas. Okey baiklah, let's get started !
At first, saya akan menceritakan terlebih dahulu bagaimana saya bisa masuk di kampus STAN (yang sekarang sudah berganti nama menjadi Politeknik Keuangan Negara- STAN). Sebelum menjadi mahasiswi di STAN, saya adalah mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kehidupan sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi sayangan menyenangkan. Bahkan di semester kedua saja saya sudah bisa magang (magang biasanya biasanya baru bisa dilakukan mahasiswa semester 5) di salah satu kantor surat kabar di Solo. Setahun menjadi mahasiswi Ilmu Komunikasi benar-benar sesuai harapan saya.
Kemudian, meginjak tahun kedua saya di Ilmu Komunikasi, STAN dikabarkan membuka pendaftaran mahasiswa baru dan ternyata benar. Dengan bekal penasaran sejak SMP (penasaran terhadap rumor yang beredar bahwa mahasiswa STAN itu pintar-pintar) saya mendaftar. Apa bekal yang membuat saya diterima di STAN ?
1. Ridho orang tua
Orang tua saya adalah orang tua yang sangat mendukung apapun yang saya lakukan selama saya bisa bertanggung jawab. Mungkin lebihkepada terserah sih hehe. Mereka tahu saya sudah dewasa dan bisa bersikap dewasa juga terhadap sebuah pilihan, termasuk pada resiko atas pilihan yang saya. Mereka ikhlas, saya berangkat.
2. 1 paket soal TPA dan Bahasa Inggris yang tidak selesai saya kerjakan
Malam sebelum saya test ujian saringan masuk STAN, saya tadarus di masjid dan kemudian ngobrol dengan teman-teman yang sedang pulang kampung (karena waktu itu adalah bulan raamadhan) sampai pukul 12 malam. hehe (maklumin lah ya, normal nya perempuan kalau sudah tidak ketemu lama ya begitu). Akhirnya baru mengerjakan soal setelah makan sahur. Padahal jam 6 sudah harus berangkat ke tempat test di Jogja.
3. Kepercayaan diri "Kalau STAN menolak saya, maka mahasiswa seperti apa yang diinginkan STAN?"
Itu yang saya pikirkan selama mengerjakan soal. Saya menganggap bahwa saya adalah calon yang memenuhi kualifikasi, maka tidak ada alasan bagi STAN untu tidak menerima saya.
4. Ikhlas
Mungkin ini salah satu jurus yang ampuh juga. Mengapa bisa begitu ? Yang daftar STAN itu sangat banyak, angkatan saya saja, ada 88.000 pendaftar dan yang diterima hanya 4000an mahasiswa. Banyak orang yang bekerja keras mati-matian demi mendapatkan posisi saya sekarang. Kenapa bukan mereka yang mendapatkan kursi saya ? Kenapa justru saya yang mendapatkan posisi ini ? Mungkin karena saya ikhlas dan mereka kurang ikhlas. Ikhlas bisa berarti pasrah. Pasrah dan ikhlas (menurut saya) adalah keadaan dimana saya sudah berusaha dan kemudian hasilnya saya pasrahkan sepenuhya kepada Allah.
Yap, mungkin itu saja tips yang bisa saya bagikan kepada kalian yang hendak masuk PKN-STAN. Mungkin itu tips standar yang semua orang bisa memberikan tips itu.
Tapi percayalah, menurut saya, kamu yang paling tahu diri mu sendiri, kamu yang paling tahu kemampuan diri mu, dan kamu juga yang paling bisa memotivasi diri mu sendiri jauh lebih kuat dari siapapun. Mungkin omongan mereka bisa membuat mu bersemangat, tapi sesungguhnya semangat mu untuk mencapai sesuatu hal adalah motivasi utama mu untuk meraih sesuatu itu. Kuncinya ada pada diri mu !
-end
Yasinta Adhiguna, mahasiswi jurusan DIII Akuntansi angkatan 2013, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.