Halo selamat tanggal 10 Januari 2015 !
Semoga hari minggu ini menjadi hari minggu yang menyenangkan yaa untuk kita semua. Aaamiin :)
Yah, lagi-lagi dalam post ini saya akan membicarakan masalah hati. Setelah beberapa postingan yang kemarin melulu menyoal cinta, sekarang pindah ke pembahasan hati lah ya. Tapi Yas, mengapa harus hati ? Karena bahkan di dalam Islam, junjungan sekaligus kecintaan kami, Rasulullah SAW bersabda bahwa :
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad, jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati" (HR. Muslim)
Ya sepenting itulah hati bagi tubuh manusia !
Yep, mengenai pembahasa masalah hati ini, saya punya sebuah cerita yang menginspirasi saya untuk menulis postingan ini.
Bulan September lalu, saya berkenalan dengan seorang perempuan. Kami dikenalkan Tuhan dalam sebuah kejadian yang sangat tidak menyenangkan. Saya dituduh merebut apa yang dia miliki padahal saya tidak melakukan itu. Kami salah paham dan terprovokasi. Dia menghubungi saya dengan emosi yang meluap-luap. Dan saya menanggapi omongan dia dengan ego yang masih setinggi gunung. Kami crash !
Saat itu saya benar-benar dalam posisi dimana saya membenci perempuan yang satu ini. Sangat muak mendengar namanya. Bahkan saya selalu berpikir buruk tentang perempuan ini. Saya benar-benar dikuasai oleh kebencian yang timbul karena saya sendiri (yang masih bodoh pada saat itu. Bahkan saking bodohnya, saya percaya begitu saja dan tidak melakukan konfirmasi).
Saya menyimpan kebencian selama kurang lebih 3 bulan. Selama 3 bulan itu saya benar-benar anti mendengar namanya, saya blokir nomor nya dari WhatsApp saya, dan saya menghalangi segala informasi tentang perempuan ini. Saya merasa seakan-akan kebencian ini milik saya. Saya merasa hati yang ditempati kebencian ini milik saya. Saya merasa bahwa kebencian saya kepada perempuan ini adalah kebencian yang kekal. Saya mengabaikan Tuhan sebagai Dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia.
Dan kemudian beberapa waktu yang lalu, pada suatu malam saya berdoa pada Tuhan agar saya ditunjukkan jalan yang baik, agar saya diberikan petunjuk dalam menjalani hidup, Tuhan tiba-tiba meruntuhkan egoisme saya. Tuhan membukakan hati saya. Tuhan melapangkan hati saya. Kemudian keesokan hari, saya dengan kelapangan hati membuka blokir WhatsApp nya. Dengan segala kerendahan hati saya menuliskan permintaan maaf melalui WhatsApp kepada perempuan ini. Saat itu tidak ada yang saya pikirkan. Saya hanya ingin meminta maaf secara tulus dan ikhlas. Saya bahkan tidak berharap dia membalas pesan saya.
Tetapi apa yang terjadi ?
Sungguh Allah maha baik. Perempuan ini membalas pesan saya. Dalam balasan nya, dia mengatakan bahwa memang ini jalan yang harus kami lalui. Dan akhirnya kami saling mengikhlaskan. Kami bersepakat untuk saling tidak membahas masalah yang kemarin. Kami menutup apapun yang terjadi kemarin. Kami membicarakan banyak hal baru.
Setelah kejadian ini, sekarang saya selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dalam menggunakan hati. Tidak berlebihan dalam mengagungkan perasaan benci. Saya mejadi pribadi yang berusaha dewasa dalam bersikap. Selalu berusaha bersikap baik kepada siapapun, karena sesungguhnya manusia tidak tahu apa rencana Tuhan di masa depan.
Dan sekarang kami adalah dua gadis dua puluhan tahun yang sedang merencanakan liburan dan wisata kuliner bersama.
See, Allah maha membolak-balikkan hati manusia !